Apakah Di antara Kalian Ada yang Mengalami Psikodermatologi?

Psikodermatologi (atau psikokutan) merupakan kelainan pada kulit yang berhubungan langsung dengan psikopatologik, tanpa penyakit primer kulit/organ lain.

Menurut Koeblenzer, penyakit psikodermatologi diklasifikasikan berdasarkan etiologi:

  1. Gangguan Psikogenik Primer: Perilaku menyakiti diri sendiri, seperti menggigit kuku
  2. Gangguan Dermatologik Primer: Pasien menderita penyakit kulit tertentu yang dapat menyebabkan depresi akibat rasa malu, takut, putus asa (misalnya psoriasis, vitiligo).

Menurut John Koo, penyakit psikodermatologi dikategorikan sebagai berikut:

  1. Gangguan kulit psikofisiologi (misalnya psoriasis, dermatitis atopi, akne vulgaris, dermatitis seboroik, hiperhidrosis, liken simpleks kronis)
  2. Gangguan kulit psikiatrik primer
    • Gangguan delusi (delusi parasitosis, penyakit morgellons)
    • Obsesif kompulsif dan penyakit lainnya yang berhubungan (gangguan dismorfik tubuh, trikotilomania, gangguan ekskoriasi, gangguan body-focused repetitive disorder)
    • Factitious disorder (dermatitis artefakta)
  3. Gangguan kulit psikiatrik sekunder (kecemasan, depresi, fobia sosial)
  4. Gangguan kulit sensori (cutaneous dysesthesia, pruritus sentral, formication)

Mari kita bahas 4 kelompok besar gangguan psikodermaotlogi yang sering dijumpai: Waham Parasitosis, Ekskoriasi Neurotik, Dermatitis Artefak, Trikotilomania

Waham Parasitosis

Definisi: Keadaan dimana penderita memiliki keyakinan adanya parasit di kulit. Penderita mengumpulkan serpihan kulit yang diyakini mengandung parasit dan menyimpannya dalam wadah (matchbox sign)

Manifestasi klinis: gatal, rasa tersengat, sakit akibat gigitan, sensasi menjalar/bergerak merambat. Erosi, ekskoriasi akibat garukan, ulkus, prurigo nodularis

Tatalaksana: terapi psikologik oleh psikiater, pemberian antidepresan atau antipsikotik atipikal.

Ekskoriasi Neurotik

Definisi: Keadaan dimana penderita memiliki kebiasan menggaruk kulit berulang-ulang tanpa disadari sehingga timbul ekskoriasi. Terjadi pada area yang mudah terjangkau tangan.

Manifestasi klinis: Lesi hiper/hipopigmentasi, bulat, parut bekas garukan bentuk linier, ekskoriasi, ulkus dangkal tertutup krusta

Tatalaksana: terapi psikologik oleh psikiater, pemberian antidepresan

Dermatitis Artefakta (atau factitious dermatitis)

Definisi: Lesi kulit yang dibuat secara sadar oleh penderita menggunakan bahan iritatif.kasutik untuk peroleh simpati. Terdapat pada area yang terjangkau tangan. Jika pasien kidal, maka lesi dapat ditemukan pada tangan kanan.

Manifestasi klinis: Bila menggunakan bahan kimia, lesi linier + lesi gutata dibawah lesi primer (karena tetesan bahan kimia). Dapat ditemukan vesikel, bula, ulkus dan gangren. Tali untuk mengikat lengan dan tungkai menyebabkan limfedema artefakta menyerupai flebitis.

Tatalaksana: terapi psikologik oleh psikiater, pemberian antidepresan

Trikotilomania

Definisi: gangguan neurotik dengan perilakuk khas mencabut rambut kepala, bahkan alis mata, bulu mata dan jenggot.

Manifestasi klinis: sering disertai onikofagia. Kebotakan linier pada frontal dan temporal, rambut patah tidak beraturan, patahan rambut di dermis, perubahan bentuk selubung rambut (trikomalasia), sedikit perdarahan. Kerusakan ujung distal kuku tanpa nail pits.

Tatalaksana: Terapi psikologi oleh psikiater, pemberian antidepresan

Referensi:

FKUI. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed 7. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nakamura M, Howard J, Koo JYM. 2019. “Capther 100: Psychososial Skin Disease” In: Kang S, M Agamai, AL Bruckner, AH Enk, DJ Margolis, AJ Mc Michael, JS Orringer (Ed). Fitzpatrick’s Dermatology 9th Edition Volume I. New York: McGraw-Hill. Page 1693.

Leave a Reply