Herpes Zoster (Shingles)
Herpes zoster merupakan penyakit yang ditandai dengan timbulnya kelainan kulit pada area kulit yang disarafi oleh saraf tertentu akibat reaktivasi virus Varicella-Zoster (VZV).
Lantas, apa penyebab dan faktor risiko herpes zoster?
“ Herpes Zoster disebabkan oleh VZV, yakni virus yang juga menyebabkan penyakit varicella (cacar air)”
- Saat seseorang terinfeksi pertama kali oleh VZV, manifestasinya adalah penyakit varicella.
- Bila varicella sembuh, virus menjadi tidak aktif dan bertahan (dorman) di dalam saraf selama bertahun-tahun.
- Jik virus mengalami reaktivasi, maka virus akan aktif dan bermanifestasi sebagai herpes zoster.
Berikut beberapa kondisi yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya Herpes Zoster:
- Pada usia > 60 tahun, risiko untuk mengalami herpes zoster akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
- Stres fisik maupun emosional yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
- Tingkat kekebalan tubuh yang lemah. Misal, penderita HIV-AIDS, pasca transplantasi organ, penyakit keganasan, dan konsumsi kortikosteroid dalam jangka waktu lama.
- Lain-lain: penyakit infeksi, radioterapi, dan trauma fisik.
Tanda dan Gejala pada Herpes Zoster:
Berikut beberapa tanda dan gejala umum yang timbul pada herpes zoster:
Gejala Prodromal (awal):
Ditandai dengan timbulnya sensasi abnormal berupa rasa panas dan terbakar pada kulit. Dapat pula disertai dengan rasa gatal dan mati rasa pada bagian saraf yang terkena.
Kelainan pada Kulit:
Timbul kelainan kulit yang biasanya gatal atau nyeri pada daerah terlokalisir berupa ruam kemerahan yang berkembang menjadi lenting berisi cairan jernih yang berkelompok selama 3-5 hari. Isi lenting lalu menjadi keruh, pecah dan mengering.
Gejala Konstitusi (penyerta):
Muncul gejala penyerta lainnya, seperti demam, nyeri kepala, tidak enak badan.
Bagaimana perawatan luka pada herpes zoster?
Berikut cara merawat luka akibat herpes zoster yang dapat kamu lakukan di rumah:
- Gunakan sabun yang tidak menggunakan pewangi, karena penggunaan sabun yang mengandung bahan pewangi (fragrance) dapat meningkatkan risiko iritasi pada kulit yang sedang terluka atau mengalami peradangan. Selain itu dapat pula dibersihkan dengan kompres cairan NaCl (cairan infus) atau air bersih.
- Oleskan petroleum helly tipis-tipis pada area luka dengan menggunakan cotton bud.
- Tutup area luka agar tetap bersih dan kering untuk menghindari risiko infeksi. Hindari penggunaan plester atau bahan ber-perekat untuk mengurangi risiko terjadinya iritasi.
- Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir baik sebelum maupun sesudah menyentuh area luka.
Berikut beberapa tips untuk mengurangi rasa nyeri akibat herpes zoster:
- Kenakan pakaian longgar dan berbahan lembut seperti katun untuk mencegah gesekan dan iritasi pada kulit.
- Rendam kain dalam air dingin, kemudian peras, dan kompres area luka selama 5-10 menit.
- Mandi dengan menggunakan air dingin.
- Gunakan losion kalamin untuk mengurangi rasa gatal pada area kemerahan.
- Lakukan hobi atau kegiatan yang disukai untuk mengalihkan perhatian dari rasa nyeri.
“Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin / dermatovenereologi bila mengalami tanda dan gejala herpes zoster untuk mendapatkan penanganan yang tepat!”